My Inspirational Story (1)
Cerita ini berawal ketika aku masih bersekolah di salah satu SMA
swasta di Bogor. Disana aku mengambil kelas akselerasi atau kelas yang
memungkinkan muridnya lulus dalam 2 tahun ( 1 semesternya dihitung 4
bulan ). Dari awal mula masuk, aku memang sudah bertekad untuk belajar
sungguh-sungguh agar dapat masuk ke universitas negeri, alasannya ya
tentu perasaan bangga yang akan timbul dari dalam diriku maupun orang
tua jika aku bisa masuk ke universitas negeri dan selain itu juga agar
biaya yang dikeluarkan orang tuaku tidak terlalu besar, sehingga aku
tidak terlalu menyulitkan mereka.
Berkat usahaku yang telah belajar giat ditambah dengan pertolongan Tuhan
Yang Maha Kuasa, aku terus-menerus menjadi juara kelas, mulai dari
semester 1 hingga semester 6, dan nilai rata-rata MIPA ku selalu diatas
90 (skala 100), walaupun nilai IPS ( di semester 1 dan 2 ) serta
bahasaku tidak pernah bagus.. hhehe. Atas dasar itu, aku pun yakin akan
diterima di universitas negeri terutama di UI atau IPB, karena tujuanku
memang disana, karena selain merupakan universitas favorit, dua
universitas tersebut tidak terlalu jauh lokasinya dari rumahku, sehingga
aku bisa sering pulang ke rumah.
Ketika di sekolahku ada pengajuan PMDK ( di IPB dikenal dengan USMI),
aku pun mengikutinya dan memilih IPB sebagai tujuanku. Dalam formulir
pendaftarannya, aku memilih mayor 1 pada Ilmu dan Teknologi Pangan,
serta mayor 2 pada Statistika. Kegemaranku akan pelajaran matematika dan
kimia lah yang telah mendorongku untuk memilih dua mayor tersebut.
Dengan harap-harap cemas aku menantikan pengumuman USMI tersebut. Hari
pengumuman pun akhirnya tiba, dan betapa terpukulnya ketika mengetahui
bahwa aku tidak diterima di IPB. Kecewa sudah pasti aku rasakan, saat
itu aku berpikir, semua usaha kerasku dari mulai masuk SMA tidak ada
gunanya. Untungnya, aku memiliki orang tua yang sangat perhatian dan
mampu memberikan masukan-masukan sehingga membuat motivasiku untuk
meraih cita-cita kembali bergelora.
Dengan motivasi tinggi dan tekad tidak mengecewakan orang tua lagi,
akupun mengikuti 3 tes universitas, yaitu SIMAK UI, UMB dan UTMI IPB.
Dalam SIMAK UI aku mengambil jurusan Teknik Kimia sebagai prioritas 1,
Teknik Industri sebagai prioritas 2, dan Ilmu Komputer sebagai prioritas
3. Di tes ini, aku tidak begitu berharap banyak, karena setelah
mengerjakan soal-soalnya, aku merasa sangat kurang dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, padahal nilai yang disumbangkan oleh kedua
mata pelajaran tersebut sangat berpengaruh pada nilai keseluruhan
karena jumlah soalnya yang banyak.
Kemudian aku pun mengikuti UMB dan UTMI IPB, dalam tes UMB, aku kembali
memilih teknik kimia UI sebagai pilihanku. Lagi-lagi 2 pelajaran bahasa
lah yang aku rasa menjadi penghalang besar bagiku, selain itu soalnya
memang susah sih.. hhehe. Dalam UTMI aku memilih mayor 1 pada Statistika
dan mayor 2 pada Agronomi dan Hortikultura.
Ketika hasil dari ujian-ujian tersebut diumumkan, ternyata benar saja,
aku masih belum beruntung untuk diterima di Universitas Indonesia
melalui SIMAK dan UMB. Tetapi tentunya aku tidak langsung berputus asa,
karena masih memiliki satu harapan lagi, yakni UTMI IPB. Dan
Alhamdulillah, akhirnya di hari pengumuman, aku diterima di mayor
Statistika fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.
Aku sangat bersyukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena mungkin ini
memang jalan terbaik yang telah disiapkannya bagiku, walaupun jalan yang
ditempuh harus berliku-liku terlebih dahulu.